Recent Comments

Showing posts with label tips-trik. Show all posts
Showing posts with label tips-trik. Show all posts

Friday, 1 April 2016

Tips Mengukur Kadar Air Pada Biji

GelasUkur - Dengan perlunya mengetahui kadar air pada biji demi mendapatkan untung dan juga kualitas yang baik maka banyak dari para petani yang membutuhkan alat pengukur kadar air, Untuk memeriksa atau menganalisis apakah sudah cukup dalam pemanasannya ataukah kurangnya pemanasan dalam mengeringkan biji yang sesuai dengan keinginan atau standart.

beberapa hal perlu diketahui sebelum mengukur kadar air dalam biji-bijian, penggunaan alat ukur yang cocok yang tidak memakan biaya lebih juga sangat diperlukan, dimana sekarang sudah banyak alat ukur kadar air dipasaran dari yang harganya rendah sampai yang tinggi. Tapi coba pastikan dalam pembeliannya, apakah alatnya pasti atau tidak? atau percayakan pada kami CV.Java Multi Mandiri sebagai suplier alat ujji instrumentdan measurment dengan berbagai macam merek berkualitas dari Lantek sampai AMTAST ada. Jika tidak ada ya inden gan 2 sampai 4 minggu.hehehehe.... Waduh malah promosi.. oke cukup kita bahas lagi tips mengukur kadar air biji.

Seperti yang diketahui biji itu???? hmmm... buanyak sekali spesiesnya dan jenisnya. dan untuk alat ukur kadar air ini ada beberapa jenis. dan yang akan kita bahas adalah model tusuk dan model tuang atau wadah seperti gambar diatas.

Tips mengukur kadar air biji pada alat ukur tuang :

  1. Pada model tuang, pastikan penuhi volume pada wadah secara merata. Kenapa? dikarenakan biji haruslah menutupi sensor pada alat kemudian ratakan.
  2. Pastikan untuk biji adalah sampel secara acak, misal pada karung bagian tengah.
  3. pastikan biji bukan beasal dari atau setelah pemansan, karena biji yang baru dalam proses pemanasan masih menyimpan suhu dan penguapan, jadi lebih baik dibiarkan dulu beberapa menit.
  4. Pastikan anda tahu kode untuk spesies yang akan anda ukur.karena jika tidak maka yang tandinya alat ukur kadar air pada biji kopi digunakan untuk jagung, maka hasilnya akan berbeda. jadi sesuaikan lat dengan spesies biji.

Mengukur kadar air biji dengan sensor atau probe model tusuk 


Dengan model probe seperti garpu alat ukur kadar air ini akan sangat memudahkan pengukuran terutama yang sudah disimpan didalam karung. Hal ini dikarenakan anda hanya perlu menusukan saja kekarung dengan pengaturan penusukan atas, tengah dan bawah, kenapa? ya dikarenakan dalam karung terutama setelah penyimpanan tentu akan sangat berbeda secara keseluruhan karung. Jadi kita akan ukur 3 penusukan tadi dan baru dihitung rata-ratanya baru diketahui kadar air biji dalam karung tesebut.

Alat ukur kadar air model tusuk ini ada beberapa kelemahan diantaranya dengan sensor yang terbuka maka probe dipengaruhi oleh suhu luar karena bertemu udara, bungkus/karung. sangat disarankan untuk menggunakan model tuang karena akan tertutup secara rapat dan sensor hanya dipengaruhi oleh biji itu sendiri.


Tips mengukur kadar air biji pada alat ukur Tusuk :
  1. Pastikan kondisi karung tidak basah atau baru tercebur, karena alat akan bersentuhan langsung dengan karung terlebih dahulu.
  2. Pastikan tusuk atas,tengah dan bawah, ini dianjurkan karena biji jika sudah disimpan pasti memiliki suhu yang berbeda , maka perlu ditusuk seperti itu
  3. Jangan pegang probe /sensor sebelum pengukuran karena akan sangat berpengaruh.
  4. Ingat diawal untuk menunjuk ke pengukuran spesies biji apa?, ini dilakukan ya untuk pengukuran yang benar. karena alat dengan pengukur biji yang berfariasi perlu diatur ke spesies biji mana yang akan diukur.
Oke,,,, demikian tipsnya , ya biasa emang tapi bagi mereka yang belum tahu pasti akan senang bila dapatkan info ini. 



Thursday, 31 March 2016

Apa Itu Kalibrasi ? dan Apa Fungsi Kalibrasi ?



Apa Itu Kalibrasi ? dan Apa Fungsi Kalibrasi ?

Bagi pengguna alat ukur pasti tahu apa yang disebut kalibrasi, Kalibrasi memiliki banyak arti baik secara teoritis maupun praktis. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM), kalibrasi adalah kegiatan yang menghubungkan nilai yang ditunjukkan oleh instrument(alat) ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang berkaitan dengan besaran yang diukur) dalam kondisi tertentu. Nilai yang sudah diketahui ini biasanya merujuk ke suatu nilai dari kalibrator atau standar, yang tentunya harus memiliki akurasi yang lebih tinggi daripada instrumentt ukur yang dikalibrasi (biasa disebut unit under test atau UUT).

Singkatnya kalibrasi adalah kegiatan menentukan kebenaran nilai yang ditunjukkan oleh sebuah instrumentt ukur dengan cara membandingkannya dengan standar ukur yang tertelusur ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional. 

Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran sehingga dari hasil pengukuran tersebut dapat dikaitkan/tertelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan internasional)
Fungsi kalibrasi adalah menjaga kendali mutu dengan memastikan kinerja dan akurasi berbagai instrument yang digunakan melalui penentuan penyimpangan nilai standar dengan nilai yang ditunjukkan alat ukur, atau dengan kata lain untuk dapat memastikan akurasi dari alat ukur tersebut sehingga instrument yang digunakan dapat menghasilkan pengukuran yang akurat.

Kalibrasi harus dilakukan secara periodik. Interval kalibrasi alat tergantung dari beberapa faktor, yaitu jenis instrumentt, frekuensi pemakaian, dan cara pemeliharaan instrumentt. Semakin sering instrumentt digunakan, maka interval kalibrasinya pun sebaiknya harus lebih singkat, misalkan dilakukan setahun sekali.
Manfaat Kalibrasi

  • Menjaga Kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar Tetap Sesuai dengan spesifikasinya
  • Untuk mendukung Sistem Mutu Yang diterapkan di perusahaan maupun industri Peralatan laboratorium Dan Produksi Yang dimiliki.
  • Bisa mengetahui Perbedaan (penyimpangan) antara nilai Benar dengan nilai Yang ditunjukkan Diposkan alat ukur.
Hal-hal yang dibutuhkan dalam proses kalibrasi :

  1. Adanya obyek ukur (Unit Under Test)
  2. Adanya calibrator (standard)
  3. Adanya prosedur kalibrasi, yang mengacu ke standar kalibrasi internasional, nasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji dengan terlebih dulu dilakukan verifikasi.
  4. Adanya teknisi yang telah memenuhi persyaratan mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (sebaiknya bersertifikat).
  5. Lingkungan terkondisi, baik suhu maupun kelembabannya. Jika tidak dapat dikondisikan, misalnya terjadi saat kalibrasi dilakukan di lapangan terbuka, maka faktor lingkungan harus diakomodasi dalam proses pengukuran dan perhitungan ketidakpastian.
  6. Hasil kalibrasi itu sendiri, yaitu quality record berupa sertifikat kalibrasi. Di dalamnya tercatat measured value, correction value, dan akhirnya nilai uncertainty. Dari sertifikat tersebut dapat diketahui informasi tentang kelaikkan instrumentt yang dikalibrasi. Artinya, kita bisa menambahkan banyak keterangan yang diperlukan, bahkan bisa saja ditambahkan foto, gambar, hasil analisa khusus, nilau TUR (Test Uncertainty Ratio), bahkan bisa saja melampirkan laporan kinerja calibrator yang digunakan dalam proses ini.



Catatan : TUR adalah perbandingan antara ketidakpastian karakteristik instrument yang dikalibrasi terhadap ketidakpastian instrument kalibratornya (spesifikasi alat bisa dianggap sebagai ketidakpastian terbesar)


Friday, 18 March 2016

Pentingnya Menjaga Suhu Ruang Penyimpanan Makanan


Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).

Berikut kita bahas tempat menyimpan makanan yang direkomendasikan.
Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6 prinsip higiene dan sanitasi makanan. Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut. Adapun tata cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
A. Suhu penimpanan yang bagus
Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan tergantung kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya. Sebagian besar dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
    • Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
    • Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
    • Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
  2. Makanan jenis telor, susu dan olahannya
    • Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C
    • Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C
    • Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C
  3. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling lama 1 minggu yaitu 70 sampai 100 C
  4. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
B. Tata cara Penyimpanan
1. Peralatan penyimpanan
a. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:
Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150 C untu penyimpanan sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan makanan da minuman dingin.
Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 – 40 C dalam keadaanisi bisa digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.
Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3 hari.
Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan makanan beku (frozen food) dengan suhu mencapai -200 C untuk menyimpan daging dan makanan beku dalam jangka waktu lama.
b. Penyimpanan suhu kamar
Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam suhu kamar, maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:
Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai dan langit-langit, maksudnya adalah:
o untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh ruangan
o mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus
o untuk memudahkan pembersihan lantai
o untuk mempermudah dilakukan stok opname
Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur
Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan dalam wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai

C. Cara penyimpanan
  1. Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar suhu dapat merata keselutuh bagian
  2. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang berbeda.
  3. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.
  4. Penyimpanan didalam lemari es:
a. Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap
b. Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari yang berbeda, kalau tidak letaknya harus berjauhan.
c. Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah dipergunakan
d. Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan penyimpanan makanan
  1. Penyimpanan makanan kering:
a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
c. Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari langit-langit
d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan
e. Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan lebih dulu
D. Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang untuk ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock, sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.