Recent Comments

Showing posts with label Perkebunan. Show all posts
Showing posts with label Perkebunan. Show all posts

Wednesday 23 March 2016

Pengukuran Kadar Air dengan Metode Thermogravitimetri

Pengukuran Kadar Air dengan Metode Thermogravitimetri. Analisa Thermogravitimetri di sebut juga dengan penetapan kadar air cara pengeringan. Prinsip metode thermogravitimetri ini adalah sangat sederhana, yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan pangan dengan jalan pemanasan hingga berat sampel yang di uji menjadi konstan. Berat konstan akan di peroleh jika semua kadar air telah menguap. Jadi intinya mengetahui kadar air dari perubahan sampel dari sebelum pemanasan dan sesudahnya. beberapa alat modern sudah banyak beredar seperti gambar disamping Type MB60 yang bekerja seperti oven dengan pemanasan merata pada sampel dan menghitung berat sampel dari sebelum dan sesudah dipanaskan akan tampil ke layar LCD. sangat simpel memang dan keakuratan lebih terjamin.

Cara penentuan kadar air dengan metode Thermogravitimetri adalah sebagai berikut:

Penentuan kadar air metode Thermogravitimetri

  1. Timbang sample bahan yang akan di analisa sebayak 1-2 gram dalam botol timbang yang telah di ketahui beratnya. Usahakan sample berupa serbuk atau bahan yang telah di haluskan.
  2. Keringkan sample dalam oven pada suhu 100 –105oC selama 3-5 jam. Setelah itu dinginkan dalam eksikator selama sampai dingin, lalu timbang. Tulis berat sample yang di perolah.
  3. Kemudian panaskan lagi sample dalam oven selama 30 menit, lalu dinginkan dalam eksikator kemudian timbang. Ulangi perlakukan ini sampai berat sample tidak berkurang lagi (konstan).
  4. Hitung selisih berat awal dan berat akhir lalu kalikan dengan 100%. Hasil yang di peroleh merupakan nilai kadar air bahan.

Penentuan kadar air dengan cara pengeringan atau thermogravitimetri ini merupakan cara analisa kadar air yang paling sederhana, mudah dan murah. Tetapi penentuan kadar air dengan cara ini memiliki banyak kelemahan, diantaranya:
Kelemahan analisa kadar air metode Thermogravitimetri (pengeringan)
  1. Bahan-bahan lain yang mudah menguap oleh panas akan ikut teruapkan
  2. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat yang mudah menguap lainnya. Terutama pada bahan yang banyak mengandung gula atau lemak.
  3. Sample yang mengandung air yang terikat secara kuat tidak dapat di uapkan meskipun sudah di panaskan pada suhu diatas 100oC. Sehingga kadar air bahan sebenarnya tidak dapat di ketahui.

Thursday 17 March 2016

Membuat Kopi Berkualitas yang Nikmat | Mau tahu ??

Membuat Kopi Berkualitas yang Nikmat merupakan sesuatu yang luarbiasa bagi penikmat kopi dimanapun dan kapanpun. Kkopi dengan citarasa yang melegenda sangat dicari diseluruh dunia, dan jenis yang paling dicari adalah jenis kopi luak, dan tak kalah dengan itu ada kopi robusta dan arabika yang merupakan komoditi ekspor dari Indonesia yang sangat berharga dan sudah terkenal mendunia.
Untuk memilih atau membuat kopi yang tebaik adalah dengan tau bagaimana biji kopi diolah, tingkat kematangan dan kadar air yang dimiliki bijih kopi sangatlah penting dan sangat berpengaruh terhadap rasa. Sebagai penikmat kopi memang belum tentu tau mengenai pengolahan biji kopi, yuk kita cari tau bersama.


Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dan pemilihan biji yang bagus dan berkualitas, dengan cara mesin maupun dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi, kemudian melalui proses pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum. Sangatlah mudah jika ingin membuatnya sendiri dengan proses seperti itu, yang diperlukan adalah kesabaran membuat biji kopi akan menjadi lebih nikmat dan lebih berasa. dan memang beberapa alat sangat diperlukan seperti pengukur kadar air biji kopi dan gilingan kopi agar menghasilkan kkopi bubuk, sebelum di olah menjadi minuman yang sangat enak dan mantap..


Yup... memang benar ada ketentuan standart mutu kopi Indonesia yang perlu diketahui bagi petani kopi yang ingin mengekspor dan meningkatkan kualitas kopinya. dari bentuk biji dan kadar airnya sangatlah berpengaruh dalam dunia ekspor impor. Dengan ketentuan tersebut didapatkan agar memperhatikan kadar air pada biji kopi agar tidak terlalu berat, dan agar tidak merugikan karena pengeringan terlalu lama sehingga  akan merugikan petani kopi..


Kadar air dalam kopi memenglah sangat berpengaruh dalam pembuatan kopi itu sendiri makin kecil kadar air dalam kopi maka akan dapat menghasilkan minuman kopi yang nikmat. beberapa alat untuk mengetahui kadar air dalam kopi pun semakin canggih, dari model digital seperti Digimost  dan banyak seri lainnya.yang menggunakan sampel yang dituangkan kewadah alat ukur seperti MC-7828G serta JV-010S yang sangat laris dikalangan petani kopi di Indonesia namun jika anda tidak ingin repot-repot mengambil sampel maka tinggal tusuka saja sensor alat seperti alat ukur kadar air biji TK 100 dengan model seperti pedang dengan 2 ujung runcing yang pengukurannya harus ditusak kesampel dalam karung . dengan alat bantu ukur kadar air tersebut akan diketahui kadar air sudah sesuai dengan standart belum?, 


Digimost Alat ukur kadar Air
Seperti digimost dengan penggunaan yang sangat mudah dengan cara mengambil sampel kopi yang sudah diambil secara acak lalu ditempatkan pada tempat yang bearada dialat, kemudian nyalakan alat ukur kadar air kopi ini dan akan tertera. Range kadar air yang dapat diukur 9-20%. cukup untuk digunakan dan harga yang terjangkau membuat alat ini cukup diburu konsumen.


Dengan teknik pengeringan yang baik maka dapat dipastikan perlu di perpanjang atau tidaknya jika sudah diketahui kadar air dalam biji kopi tersebut. Dan persiapan packing pun harus disesuaikan dengan baik agar tercipta kualitas expor kopi yang bagus.

Yups,,, kita sambung lagi lain waktu untuk membahas nikmatnya kopi.




Kopi Terbaik | Standart Mutu Kopi Nasional

STANDAR NASIONAL INDONESIA UNTUK KOPI BIJI ,Indonesia telah menerapkan standar ekspor kopi biji  berdasarkan sistem nilai cacat kopi sejak tahun 1990 menggantikan sistem Triase (Bobot per Bobot). Standar mutu kopi biji yang berlaku saat ini adalah Standar Nasional Indonesia nomor 01-2907-2008 Kopi Biji, hasil dari beberapa kali revisi , disamping dengan mempertimbangkan perkembangan pasar global dan persyaratan internasional juga memperhatikan sebagian Resolusi ICO (International Coffee Organization) No: 407 tentang “ Coffee Quality Improvement Program”.
SYARAT MUTU UMUM Kadar air kopi biji tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis pengolahan (pengolahan basah dan kering) tetapi sama- sama maksimum 12,5 %.  Persyaratan lain tetap sama seperti standar sebelumnya yakni  :

NoKriteriaPersyaratan
1Serangga HidupTidak ada
2Biji berbau busuk dan atau berbau kapangTidak ada
3Kadar air (b/b)Maks 12,5 %
4Kadar kotoran b/bMaks 0,5 %
SYARAT MUTU KHUSUS Berdasarkan Ukuran Biji. Kriteria ukuran biji sama -sama dengan menggunakan ukuran lubang bulat untuk semua jenis kopi biji dan berdasarkan prosesnya. Namun untuk lolos ayakan untuk Robusta dibedakan berdasarkan proses pengolahannya (proses basah dan kering).
Syarat mutu khusus kopi robusta pengolahan kering

UkuranKriteriaPersyaratan
BesarTidak lolos ayakan berdiameter 6,5 mm (sieve No. 16)Maks lolos 5 %
KecilLolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 3,5 mm (sieve no: 9 )Maks lolos 5 %
Syarat mutu khusus kopi robusta pengolahan basah.
UkuranKriteria>Persyaratan
BesarTidak lolos ayakan berdiameter 7,5 mm (sieve no.19)Maks lolos 5 %
SedangLolos ayakan dimater 7,5 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 6,5 mm (sieve no.16)Maks lolos 5 %
KecilLolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 5,5 mm (sieve no 14)Maks lolos 5 %
Syarat mutu khusus kopi Arabika
UkuranKriteriaPersyaratan
BesarTidak lolos ayakan berdiameter 6,5 mm (sieve No. 16)Maks lolos 5 %
SedangLolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 6 mm (sieve No. 15)Maks lolos 5 %
KecilLolos ayakan diameter 6 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 5 mm (sieve no. 13)Maks lolos 5 %
Berdasarkan sistem nilai cacat
MutuPersyaratan
Mutu 1Jumlah nilai cacat maksimum 11
Mutu 2Jumlah nilai cacat 12 sampai dengan 25
Mutu 3Jumlah nilai cacat 26 sampai dengan 44
Mutu 4aJumlah nilai cacat 45 sampai dengan 60
Mutu 4bJumlah nilai cacat 61 sampai dengan 80
Mutu 5Jumlah nilai cacat 81 sampai dengan 150
Mutu 6Jumlah nilai cacat 151 sampai dengan 225
Catatan: untuk kopi arabika mutu 4 tidak dibagi menjadi sub mutu 4 a dan 4 b. Secara umum kopi arabika Indonesia diekspor dalam bentuk mutu 1, sedangkan kopi robusta sekitar 60 % diekspor dalam mutu 4, sekitar 30 % diekspor dalam mutu 5 dan mutu 6, serta sekitar 10 % diekspor dalam mutu 1 dan mutu 2.
Sedangkan untuk penentuan besarnya nilai cacat biji kopi didasarkan atas :
NoJenis CacatNilai Cacat
11 (satu) biji hitam1 (satu)
21 (satu) biji hitam sebagian1/2 (setengah).
31 (satu) biji hitam pecah1/2 (setengah).
41 (satu) kopi gelondong1 (satu)
51 (satu) biji coklat1/4 (seperempat)
61 (satu) kulit kopi ukuran besar1 (satu)
71 (satu)  kulit kopi ukuran sedang1/2 (setengah).
81 (satu)  kulit kopi ukuran kecil1/5 (seperlima)
91 (satu) biji berkulit tanduk1/2 (setengah).
101 (satu) kulit tanduk ukuran besar1/2 (setengah).
111 (satu)  kulit tanduk ukuran sedang1/5 (seperlima)
121 (satu)  kulit tanduk ukuran kecil1/10 (sepersepuluh)
131 (satu) biji pecah1/5 (seperlima)
141 (satu) biji muda1/5 (seperlima)
151 (satu) biji berlubang satu1/10 (sepersepuluh)
161 (satu) biji berlubang lebih dari satu1/5 (seperlima)
171 (satu) biji bertutul-tutul1/10 (sepersepuluh)
181 (satu)  ranting, tanah atau batu berukuran besar5 (lima)
191 (satu)  ranting, tanah atau batu berukuran sedang2 (dua)
201 (satu)  ranting, tanah atau batu berukuran kecil1 (satu)
Catatan: Jumlah nilai cacat dihitung dari contoh uji seberat 300 gr. Jika satu biji kopi mempunyai lebih dari satu nilai cacat, maka penentuan nilai cacat tersebut didasarkan pada bobot nilai cacat terbesar.
dikutip dari : http://www.aeki-aice.org/